Menuju Burj Khalifa, aku amati layar telepon genggam
yang menunjukkan angka 03.50 PM, saat menapakkan kaki di stasiun Emirates Mall.
Display listrik diluar stasiun, merah menyala, membentuk kolaborasi, dari
gabungan lingkaran kecil menjadi angka, berbeda dengan angka pada layar telepon
genggam. Display tersebut terbaca 40 di ikuti huruf “C” dibelakangnya.
Stasiun Metro |
Bulan ini, masih summer. Udara
panas nan kering, menyebabkan hampir semua orang banyak menghabiskan watu di
dalam ruangan berpendingin. Hanya terlihat, satu, dua orang melintasi jalanan
terik nan rapi.
Menuju Burj Khalifa dengan Metro
Aku masih disini, berdiri
mengamati keindahan kota. Kota yang dulunya gurun pasir, sekarang menjelma
menjadi kota ambisius. Ada banyak rekor dunia dibidang arsitektur tersematkan
di kota ini sehingga membuatnya menjadi lebih terkenal dibanding ibukota
negaranya.
“Hai Kabayan”, seseorang menyapa ku dan langsung berdiri tepat disamping kanan ku.
“Saya bukan warga Filipina, saya dari Indonesia”
Kalimat pamungkas ini selalu
menjadi jawaban ampuh, ketika setiap orang memanggilku “Kabayan”. Kabayan
sendiri pun merupakan singkatan dari “Kasamang Bayan” dalam bahasa Tagalog,
yang berarti “Orang Filipina”.
“Oh maaf, wajah kamu mirip sekali dengan orang Filipina”
“Benar, karena kita masih dari ras yang sama”, bantahku sambil membuka percakapan yang lebih intens.
Jadilah waktu tunggu metro, diisi
dengan pertanyaan dasar, tentang kenapa kesini, berapa lama dan mau kemana.
Pertanyaan situasi ini mengalir begitu lancar, layaknya orang yang sudah lama
kenal. Perbincangan kami terhenti, ketika informasi bahwa Metro tujuan Jebel
Ali akan segera tiba yang akan membawaku menuju stasiun Dubai Mall, sebagai
stasiun persinggahan terdekat dengan Burj Khalifa.
Burj Khalifa sebelum naik ke Top |
Hari ini memang saya khususkan untuk
menikmati kemegahan dan keangkuhan Burj Khalifa. Bangunan tertinggi sejagad
bumi. Bangunan fenomenal yang dibangun diatas padang pasir. Butuh teknik
engineering luar biasa untuk mengabulkan rencana pembangunan ambisius Burj
Khalifa, selain perencanaan yang matang dengan kualitas sumber daya manusia
dari berbagai negara berkolaborasi mewujudkan ambisi ini. Tetapi sekarang,
semua orang bisa menikmati. Tak khayal, banyak wisatawan datang ke kota di
timur tengah ini hanya ingin membuktikan dan menikmati bangunan prestisius
tersebut.
Akses menuju menara tertinggi di dunia ini terletak pada LG floor di Dubai Mall. Tampak petugas berjas hitam dengan ramah
menyambut kedatangan para pengunjung dan dengan cekatan satu per satu
memastikan tiket masuk berdasarkan tanggal dan jam yang tertera pada selembar
kertas berlatar Burj Khalifa. Tiket di stempel maka perjalanan pun dimulai.
Satu per satu pengunjung sudah
mulai memasuki ruangan display. Miniatur Burj Khalifa, putih bersinar dengan
tinggi melebihi anak berumur 10 tahun pada umumnya sangat menonjol. Miniatur
ini menjadi primadona pengunjung untuk diabadikan dalam lensa digital, selain
sebagai objek “selfie” bagi pengunjung perseorangan. Masih diruangan yang sama,
papan digital berisi keterangan pembagian level berdasarkan ketinggian lantai,
memikat perhatian para pengunjung disekitarnya untuk membaca kata demi kata
pada papan digital tersebut sampai akhirnya antrian pengunjung memaksa mereka
satu per satu bergegas menuju lorong pembatas antara ruang display miniatur
dengan ruang visi.
Display LED keterangan tentang ketinggian Burj Khalifa |
Interior lantai dasar Burj Khalifa |
Berpindah satu lantai ke atas,
mata dimanjakan dengan informasi tahun demi tahun proses pembangunan Burj
Khalifa. Mulai dari proses Ekskavasi di tahun 2004, sampai selesai di tahun
2009. Area ini juga, sebagai akses menuju Top Burj Khalifa. Menggunakan lift
tercepat di dunia, hanya kurang dari semenit, maka kita sudah berpindah ke
lantai 145.
Suasana menanti senja di Top of Burj Khalifa |
Senja di Burj Khalifa |
Burj Khalifa di malam hari |
“I am the power that lifts the
world’s head proudly skywards surpassing limits and expectations.
Rising gracefully from the desert
and honouring the city with a new glow.
I am an extraordinary union of
engineering and art, with every detail carefully considered and beautifully
crafted.
I am the life force of collective
aspirations and the aesthetic union of man cultures. I stimulate dreams, stir
emotions and awaken creativity.
I am the magnet that attracts the
wide-eyed tourist, eagerly catching their postcard moment, the centre for the
world’s finest shopping, dining and entertainment and home for the world’s
elite.
I am the heart of the city and
its people; the marker that defines Emaar’s ambition and Dubai’s shining dream.
More than just a moment in time.
I define moments for future generations.
I am Burj Khalifa
Hingga akhirnya, doa pun
terpanjatkan semoga aku bisa kembali lagi bersama “dia”, wanita yang
terpisahkan jarak bernama rindu. Sebuah perjalanan, mengulang kenangan dalam mengelilingi tempat ikonik di dunia, seperti Burj Khalifa.
Kok seru ya kaa sepertinya. Kotanya adem.
ReplyDeleteIya ka Elsa, kotanya "kelihatan adem" karena Rapi, meskipun pada saat disana suhunya 40 derajat Celcius.
DeletePengalaman luar biasa ini...kerenn
ReplyDeleteTerima kasih ka. Semoga bisa menulis terus di blog. Ini semua berkat rekan-rekan Kubbu, sehingga bisa mengaktifkan kembali blognya.
DeleteHmmm Gedung paling sombong ini memang benar2 luar biasa, inget filmnya Ghost Protocol,,
ReplyDeleteSatu yg penasaran bang kalau baca Burj Khalifa, katanya, ad gedung, yg bisa berputar 360 derajat agar viewnya gak ngebosenin, ini untuk umum, atau private apartemen ya?
Kalau tidak salah itu namanya Emirate Tower kak, sekaligus sebagai tempat syutingnya Fust & Furious 7 dan itu letaknya di Abu Dhabi.
DeleteKalau burj Khalifa itu untuk umum sekaligus kawasan niaga plus puluhan lantai royal suite.
wow! tulisan dan pengalamannya keren kak!
ReplyDeleteTerima kasih kak. Semoga bisa terus tetap menulis kisah perjalanannya.
DeleteWah keren kak pengalamannya.. Apalagi kalau pengalaman2nya bisa terus diabadikan lewat tulisan dan dibagikan :)
ReplyDeleteInsha Allah kak, semoga bisa tetap menulis.
DeleteTerima kasih kak, sudah mampir.
Kalimat inspirasinya bagus.. tulisannya juga jelas. Mantab kak!
ReplyDeleteTerima kasih kak Annisa. Semoga bisa tetap menulis.
DeleteKeren tulisannya kak. Btw, burj khalifa emang dikesankan angkuh tapi indah gitu ya? Di kalimat "I am the magnet that attracts the wide-eyed tourist, eagerly catching their postcard moment, the centre for the world’s finest shopping, dining and entertainment and home for the world’s elite."
ReplyDeleteTerima kasih kak. Sudut pandang saya, karena bangunan ini paling tinggi sejagad sampai tahun ini (disana lagi pembangunan gedung yang lebih tinggi dibanding Burj Khalifa) dan semua orang yang datang kesini pasti ingin berfoto ria sekalian belanja di Dubai Mall.
DeleteTulisannya bagus.... keren....
ReplyDeleteTerima kasih kak, sudah mampir.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKeren euy.. Semoga bisa ke sana juga...aamin
ReplyDeleteAamiin. Insha Allah kak Tuty
Deletemas talif, bisa kasih sy info mengenai visa UAE?
ReplyDeleteemail ya mas bayuprasetyo@hotmail.com
tks
Sudah saya kirimkan surelnya ya kak, untuk informasinya. Silahkan di check. Semoga bisa membantu.
Delete