Sore ini, bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) benar-benar
padat. Sekitar 4 maskapai penerbangan berurutan mendarat di sore yang panas.
Untungnya, jarak garbarata dengan tempat pengambilan bagasi tidak terlalu jauh.
Hanya butuh sekitar 2 menit berjalan dari lantai 2 turun ke lantai 1
menggunakan eskalator, menuju area pengambilan bagasi.
Disini, pemandangan sudah berubah, hampir semua conveyor belt pengambilan bagasi dipenuhi dengan para penumpang, troli-troli berjejer disepanjang conveyor. Barang-barang yang sebelumya masuk bagasi pesawat sudah mulai ditumpukkan keatas troli, satu sampai tiga tumpukan. Sesekali, orang yang berdiri dibaris belakang bergerak maju kedepan, untuk memastikan barang yang lewat, agar bisa diambil untuk segera keluar menuju kawasan kedatangan. Kali ini, butuh waktu lebih lama sekitar setengah jam, hanya untuk menunggu travel bag aku muncul. Benar-benar lebih lama dibanding biasanya untuk bandara sekelas SMB II.
Disini, pemandangan sudah berubah, hampir semua conveyor belt pengambilan bagasi dipenuhi dengan para penumpang, troli-troli berjejer disepanjang conveyor. Barang-barang yang sebelumya masuk bagasi pesawat sudah mulai ditumpukkan keatas troli, satu sampai tiga tumpukan. Sesekali, orang yang berdiri dibaris belakang bergerak maju kedepan, untuk memastikan barang yang lewat, agar bisa diambil untuk segera keluar menuju kawasan kedatangan. Kali ini, butuh waktu lebih lama sekitar setengah jam, hanya untuk menunggu travel bag aku muncul. Benar-benar lebih lama dibanding biasanya untuk bandara sekelas SMB II.
Perjalanan panjang
Hari ini memang rute perjalanannya cukup jauh, semenjak lepas
landas dari bandara Mutiara SIS Al jufri di Kota Palu pukul 8 pagi tadi.
Pesawat yang ku tumpangi, transit terlebih dahulu di Balikpapan dan Jakarta
sebelum akhirnya menuju kota Palembang sebagai bandara terdekat dari lapangan
tempat kerjaku.
Baca juga: Sayur Kelor Penuh Nutrisi
Sempat tertunda penerbangan sekitar 2 jam di Jakarta, membuat kondisi fisik dan psikis mulai menurun. Belum lagi proses check in, boarding, transit yang berkali-kali, menambah tingginya tingkat stres menuju tempat kerja. Perjalanan belum berhenti sampai disini, masih butuh waktu sekitar 3 jam perjalanan darat, menembus macetnya Palembang sebelum akhirnya kendaraan menuju area penginapan di sungai lilin, Musi Banyuasin.
Baca juga: Sayur Kelor Penuh Nutrisi
Sempat tertunda penerbangan sekitar 2 jam di Jakarta, membuat kondisi fisik dan psikis mulai menurun. Belum lagi proses check in, boarding, transit yang berkali-kali, menambah tingginya tingkat stres menuju tempat kerja. Perjalanan belum berhenti sampai disini, masih butuh waktu sekitar 3 jam perjalanan darat, menembus macetnya Palembang sebelum akhirnya kendaraan menuju area penginapan di sungai lilin, Musi Banyuasin.
Sebagai seorang engineer lapangan, penerbangan berjam-jam, perjalanan darat menembus kemacetan, hingga memasuki kawasan hutan dengan jalan seadanya sudah menjadi rutinitas yang tidak bisa dielakkan lagi. Bahkan pernah, dalam satu hari langsung menjabangi 5 provinsi sekaligus dengan total perjalanan sekitar 17 jam. Waktu itu penerbangan dimulai dari Tarakan (Kalimantan Utara), menuju Surabaya (Jawa Timur), kemudian terbang ke Batam (Kepulauan Riau) dan berhenti di bandara Kuala Namu-Medan (Sumatera Utara) dan dilanjutkan perjalanan darat ke Rantau, Aceh Tamiang.
Tantangan pekerja lapangan
Tantangan berupa polusi, bising, dehidrasi, kemacetan dan terlalu lamanya waktu tempuh menuju tempat kerja sudah menjadi satu kesatuan dalam meningatkan resiko stres, belum lagi ditambah dengan beban kerja yang dibatasi waktu. Apalagi jika harus survei dan monitoring kondisi lapangan dibawah terik matahari. Bahkan dihampir semua jalan menuju area kerja, dijumpai debu yang bisa mengganggu kesehatan. Debu ini berasal dari jalan tanah tanpa aspal yang menjadi ciri khas, jalanan di tengah hutan. Selepas itu, data yang diperoleh dari lapangan harus diolah hingga berjam-jam lamanya didepan laptop.Baca juga: Jalan Hijau Sebagai Gaya Hidup
Kondisi lapangan yang panas |
Melihat kondisi kerja yang penuh tantangan seperti ini membuat aku harus tetap fokus menjaga kondisi tubuh agar tetap fit.
Biasanya ada beberapa cara yang aku lakukan untuk menjaga tubuh
tetap fit dan aktif sepanjang hari yaitu berolahraga dipagi hari, memperbanyak
makanan bergizi dan penuh serat serta menjaga cairan tubuh dengan banyak minum.
Khusus untuk minuman, aku selalu memilih NATSBEE Honey Lemon yang selalu
menyertaiku, mulai dari sebelum naik pesawat hingga sampai memulai pekerjaan di
tengah hutan.
Minuman madu lemon NATSBEE
Kenapa harus NATSBEE Honey Lemon? Ini karena, ternyata ada 2
kandungan utama dari NATSBEE Honey Lemon, yaitu madu dan lemon yang kaya akan
vitamin C.
Kebaikan alami kedua kandungan dalam produk NATSBEE Honey Lemon mampu mengikat radikal bebas yang berasal dari debu, polusi udara dan keadaan disekitar lingkungan kerjaku untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh. Sehingga tubuh tetap kembali bersih dan segar. Bahkan sebotol NATSBEE Honey Lemon, mampu memenuhi 100 % kebutuhan Vitamin C harian kita, itu lah mengapa minuman ini sering juga disebut minuman madu lemon.
Kebaikan alami kedua kandungan dalam produk NATSBEE Honey Lemon mampu mengikat radikal bebas yang berasal dari debu, polusi udara dan keadaan disekitar lingkungan kerjaku untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh. Sehingga tubuh tetap kembali bersih dan segar. Bahkan sebotol NATSBEE Honey Lemon, mampu memenuhi 100 % kebutuhan Vitamin C harian kita, itu lah mengapa minuman ini sering juga disebut minuman madu lemon.
Dengan adanya minuman ini di dalam tas, aku pun tidak perlu khawatir stress lagi dengan kegiatan aktif dan gaya hidup yang selama ini aku lakukan menuju tempat kerja di daerah seluruh Indonesia. Cukup dengan 1 botol sehari, NATSBEE Honey Lemon akan setia menemani untuk membersihkan hari aktifku, karena #AsikTanpaToxic itu sangat menyenangkan.
Pekerja lapangan harus selalu bugar ya.
ReplyDeleteBener sekali, kalau tidak bakal menimbulkan masalah tambahan. Pekerjaan tidak beres
Delete