Pernah dengar pepatah yang berbunyi “Dunia Tak
Selebar Daun kelor”? yang berarti dunia itu sangat luas untuk dikunjungi.
Meskipun pepatah ini sering didengar, tetapi tidak semua orang mengetahui bagaimana
bentuk dan ukuran daun kelor. Atau ada yang pernah menjumpai sayur kelor? Apalagi di kota-kota besar sudah sangat sulit
ditemukan pohonnya.
Termasuk dalam suku Moringaceae, kelor memiliki tinggi batang sekitar 7-11 meter dengan daun berbentuk bulat telur yang kecil dan bersusun secara majemuk, tak jarang daun ini hanya memiliki lebar 1-2 cm. Mungkin karena ukuran yang kecil inilah, pepatah tentang daun kelor muncul dari zaman dahulu.
Termasuk dalam suku Moringaceae, kelor memiliki tinggi batang sekitar 7-11 meter dengan daun berbentuk bulat telur yang kecil dan bersusun secara majemuk, tak jarang daun ini hanya memiliki lebar 1-2 cm. Mungkin karena ukuran yang kecil inilah, pepatah tentang daun kelor muncul dari zaman dahulu.
Pohon kelor |
Jauh dari ibukota Jakarta, ternyata salah satu
masyarakat di pulau sulawesi khususnya sulawesi tengah, mengenal daun kelor bukan
hanya dalam pepatah tetapi sering menggunakan daun kelor sebagai makanan
pendamping nasi. Bahkan tak tanggung-tanggung masyarakat sulawesi tengah khususnya
suku kaili, daun kelor ini sudah menjadi masakan keluarga yang hampir setiap
harinya tersedia di meja makan. Masyarakat kaili menyebutnya, “uta kelo”. Dalam bahasa kaili, “uta” berarti masakan berkuah dan “kelo” berarti daun kelor.
Uta Kelor (Sayur Kelor)
Bagian yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat
kaili untuk membuat uta kelo adalah daunnya. Meskipun ukuran daunnya sangat
kecil, ternyata mempersiapkan sayur kelor tidak sulit. Cukup menjepit bagian
tangkai daun kelor menggunakan telunjuk dan ibu jari, seraya tangan satunya
menarik tangkai ke arah berlawanan, maka dengan mudah, daun kelor lepas dari
tangkainya yang kemudian dikumpul menjadi satu hingga dirasa cukup untuk
memasak seporsi uta kelo untuk keluarga.
Proses memasak daun kelor pun sangat gampang dengan 2 bentuk penyajian, sayur kelor bening dan uta kelo santan. Uta kelo bening, sudah pasti kuah sayurnya jernih. Tekstur hijau dari daun kelor sangat menonjol dipadu dengan bumbu dasar masak seperti potongan cabe, irisan tomat, garam dan bawang. Cita rasa yang dihasilkan hampir menyerupai sayur bayam hijau yang dimasak juga menggunakan kuah bening.
Hal ini berbeda dengan sayur kelor santan. Dimasak menggunakan santan, tekstur hijau dari kelor pun bersatu padu dengan warna putih dari santan, bahkan ada beberapa teknik memasak mencampurkannya dengan kunyit untuk memberikan warna kuning pada santan. Rasa yang dihasilkan pun lebih gurih jika dibandingkan dengan uta kelo bening. Kedua teknik penyajian ini, sangat pas jika dihidangkan bersama nasi putih hangat.
Kandungan Gizi dan Manfaat Daun Kelor
Kecil-kecil cabe rawit, meskipun kecil ternyata
daun kelor memiliki kandungan gizi yang luar biasa banyak. Berikut kandungan
gizi daun kelor:
1.
Protein
Meskipun
berwarna hijau, ternyata daun kelor memiliki kandungan protein yang cukup
tinggi, Bahkan nilainya 2 kali lebih tinggi dibandingkan pada yoghurt atau sebutir
telur.
2. Vitamin C
Kita
mengetahui bahwa, jika kekurangan vitamin C maka sebaiknya mengkonsumsi jeruk. Tetapi
ternyata, daun kelor memiliki kandungan vitamin C 7 kali lebih tinggi
dibandingkan jeruk.
3. Vitamin A
Kekurangan
vitamin A, biasanya diatasi dengan mengkonsumsi wortel. Tetapi, jika mengetahui
kandungan vitamin A pada daun kelor yang nilainya 4 kali lipat lebih banyak
dibandingkan wortel, maka daun kelor menjadi pilihan terbaik untuk mencukupi
kebutuhan vitamin A harian.
4. Kalsium
Banyak
orang beranggapan bahwa, susu dapat mengatasi kekurangan kalsium. Ketika
mengethaui daun kelor, maka anggapun itu bisa berubah. Daun kelor memiliki
kandungan kalsium 4 kali lebih banyak dibandingkan susu.
5. Asam amino
Asam amino dibutuhkan
sebagai nutrisi pertumbuhan tubuh, khususnya buat anak. Pada daun kelor,
ternyata mengandung asam amino yang sangat dibutuhkan tubuh seperti histidine,
argine, isoleucine, lysin, theronin, methionine, valine dan trypthofan.
Bagi masayarakat di Tanah Kaili, daun kelor sudah sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena manfaatnya yang luar biasa seperti sebagai makanan penambah tenaga, menjaga sistem kekebalan tubuh, mempertahankan massa otot, anti stres, menjaga kesehatan sistem pencernaan serta mampu memperlambat efek penuaan dini. Jadi, dengan manfaat yang luar biasa banyak, “uta kelo” menjadi salah satu makanan yang wajib dicoba jika berkunjung ke Sulawesi Tengah, atau bisa saja menjadi sayur harian di rumah kedepannya.
Kalo dari gambarnya kayak sayur daun singkong atau katuk ya hehe.
ReplyDeleteLebih dekat ke katuk, tapi ini bener-benar kecil daunnya
DeleteWuaaah, bisa dimasak santan juga yah . Dulu suka makan sayur bening kelor waktu tinggal di daerah Kranji, orang aseli Betawi di sana banyak yang bertanam kelor di halaman rumah . Sekarang malah jadi teh herbal juga loh, nama kerennya moringa leaves tea. Sayang sekarang sudah sulit yah ketemu tanaman ini. Pernah coba tanam dari biji, tapi dimakan tikus ketika bertunas 😅😅
ReplyDeleteIya...Kalau di kota-kota sudah sangat jarang ditemukan, tapi kalau di Sulawesi Tengah sangat gampang pohon kelor dijumpai.
DeleteWaaah ternyata banyak banget ya manfaatnya daun kelor. Cara penyajiannya juga macam-macam. Semoga suatu hari bisa menyicipi Uta Kelo ini.
ReplyDeleteRugi loh, kalau tidak cobain, apalagi dengan khasiatnya yang luar biasa.
DeleteJadi pengen ke sulawesi untuk makan sayur kelor, btw di jakarta bisa ditemukan dimana ya daun kelor ini ?
ReplyDeleteAduh..Belum pernah ditemuin kalau di jakarta.
DeleteSaya pernah liat di TV kalau daun kelor ini memang bisa dimasak. Cuma baru tau kalau kandungan gizinya bisa beberapa kali lebih banyak dari telur, jeruk, wortel dan susu.
ReplyDeleteIya, bener kak Ris. Kalau ke Palu, jangan lupa cobain.
DeleteWah sayur ini juga sayuran kuas Betawi loh..saya sering masak sayur ini buat keluarga, baik yang bening maupun yang diberi santan. Tapi kalau ke Sulawesi wajib nih aku coba sayur kelor versi Sulawesi.
ReplyDeleteOh ternyata orang Betawi sering buat juga ya. Nama sayurnya apa? Kalau Sulawesi Tengah kan, namanya Uta Kelo
DeleteSekilas, penampakan sayur kelor kuah santan ini mirip cendol.
ReplyDeletewkwkwwk. Bener juga sih...Apalagi yang pakai santan
Deletekok kecil ya daun2nya... kirain lebar2 kyk daun talas
ReplyDeleteItu lah mengapa, pepatah itu muncul. Dunia tak selebar daun kelor...
DeleteAku baru tau loh kalo daun kelor ini bisa dimasak dan banyak manfaat. jadi kepingin cobain deh. Makasih loh ka infonya
ReplyDeleteSama-sama, wajib coba loh uta kelo ini
DeleteSekilas mirip katuk. Tapi kalau dijadiin sup bening malah mirip bayam.
ReplyDeleteTernyata urusan perut juga tak sekecil daun kelor. Hahhaha..
wkwkwk...Urusan perut mah, apa yang dihidangkan, tinggal disantap.
DeleteSelain untuk belajar pepatah berbahasa daun kelor pun bisa untuk belajar menyenangkan si dia. Belajar masak maksudnya. Aku baru tahu daun kelor, pas lihat gambarnya, aku langsung bilang "oh itu daun kelor"
ReplyDeleteHahaha...Memang masalah jodoh bisa mengalihkan semua tulisan..
DeleteSebagai vegetarian coret, sempat worry juga waktu ke Sulawesi Tengah, apakah ada menu makanan yang sesuai untuk saya. Yang penting sayur, mesti saya makan saja, entah bagaimana rasanya. Nah, Saat di suguhkan sayur tsb. ( yg belakangan baru saya tahu itu daun kelor) saya santap dengan lahap. Ternyata enak banget ya... Sekarang, setiap ke Palu atau Poso, saya mesti makan sayur tsb..
ReplyDeleteSiap...Kapan2 kalau dinas ke Poso, mampir ke rumah...Bilang sama drivernya, Sausu.
DeleteSebagai vegetarian coret, sempat worry juga waktu ke Sulawesi Tengah, apakah ada menu makanan yang sesuai untuk saya. Yang penting sayur, mesti saya makan saja, entah bagaimana rasanya. Nah, Saat di suguhkan sayur tsb. ( yg belakangan baru saya tahu itu daun kelor) saya santap dengan lahap. Ternyata enak banget ya... Sekarang, setiap ke Palu atau Poso, saya mesti makan sayur tsb..
ReplyDeleteNgiler yang dimasak make santan, dan baru tau ternyata daun kelor bisa dibuat jadi masakan juga heheh.
ReplyDeleteYoi..Bergizi lagi...
DeletePernah denger orang kantor yang asli jawa cerita sering makan sayur daun kelor, aku sendiri belum pernah liat penampakan sayurnya apalagi coba. Eh ternyata kandungan gizinya banyak juga, jadi penasaran pengen icip.
ReplyDeleteSiap...Semoga tercapai ingin icip Uta Kelo
DeleteOalah ternyata daun kelor tuh itu ya. Hahaha cukup familiar sama bentuknya karena mirip daun katuk
ReplyDeletewkwkwwk..Yes..Kecil kan.
DeleteAku kira daun kelor itu sangat pahit dan nggak enak.. itu malah jadi sayur..
ReplyDeleteHahaha..Iya..bener sekali, Uta kelo..Sayur khas Sulawesi Tengah
DeleteKok aku jadi agak gimana gitu mbayangin daun kelor dibuat sayur. Mungkin janya orang Jawa yang ngerti kenapa hehehe
ReplyDeleteDi Jawa digunakan untuk menolak makhluk ya..
DeleteSepintas mirip daun katuk ya..Sepertinya enak. Itu kira-kira ada gak ya di supermarket? Biasanya sayuran yang aneh-aneh kan ada hehehe..
ReplyDeleteRasanya juga mirip2 daun katuk kak.
DeleteBelum pernah lihat, ada di Supermarket...Mungkin bisa jadi bahan pertimbangan ya.
DeleteAaaaaaa. Ternyata ini yg di sebut daun kelor. Dan kalau pun dugaanku benar aku waktu kecil resing makan daun ini. Sering di sayur sama nenek ku semasa kecil. Pohonnya ada di halaman rumah. Sebutannya daun munggai. Kokon katanya klo daunnya sering di ambil rasanya semakin manis.
ReplyDeleteHahaha...Bisa jadi
DeleteKok agak aneh ya, daun kelor? Kayak daun buat ngusir iblis dalam tubuh haha dan rupanya bisa dibuat makanan enak ya. Haha
ReplyDeleteSepertinya di Jawa hal ini berlaku ya, kalau di Sulteng malah jadi sayur.
DeleteDi komunitas food combining, daun kelor populer sebagai lalapan yang enak. Cocol sambel terasi rasanya mantep.
ReplyDeletewoow...Ini karena nutrisi yang terkandung didalamnya sepertinya.
Deletebaru tahu kalo daun kelor bisa dimakan. Ternyata bs dibuat sayur bening ya. Nambah info baru nih. thx ya
ReplyDeleteYes. Bener sekali..Boleh dicoba kok kak
DeleteDulu sewaktu kolor ijo lagi booming aku percaya daun kelor penangkalnya hehe intermezo.
ReplyDeleteTernyata bisa dijadiin sayur juga yaa dan banyak manfaatnya. Btw ngeliat sayur kelor santan seketika aku lapar huhuhu
Iya...Sering denger juga kalau di Jawa.
DeleteBaru tau kalo wujud daun kelor kayak begitu. Wanita macam apa aku ini.. hahah..
ReplyDeleteTerus ngeliat gambar kelor bening sama kelor kuah santan.. aku jadi lapar. Hihi
Hahaha..Tinggal makan doang
DeleteAku dulunya ga tahu daun kelor itu seperti apa. Kirain daunnya lebar-lebar. Ternyata di kampungku namanya Daun Munggai. Favorit banget nih disayur bening atau digulai dengan telur ayam atau bebek.
ReplyDeleteWooww...Ternyata di Aceh juga sama ya, bisa dibuat sayur
DeleteSeperti bayam ya Kak rasanya? Enak dong ya. Nilai gizinya juga tinggi ya. Aku pernah liat daun dan pohonnya. Baru tau euy itu daun kelor. Terima kasih infonya.
ReplyDeleteIya..Cuma agak bertekstur.
Deleteya ampun segitu ternyata lebarnya daun kelor. hahahha. Asli aku baru tahu bang, da apa rasanya makan sayur yg cilik2 gtu?
ReplyDeleteEnak loh..Kan disendok jadi banyak...
Deleteaku belum pernah coba eh tapi pas baca ini jadi ngilerrr
ReplyDelete