Posted by Kerja sambil liburan atau bekerja diberbagai destinasi wisata, siapa yang tidak ingin? Setiap orang, apalagi yang doyan jalan-jalan selalu menginginkan hal ini. Keinginan itu pula menjadi dasar saya memiliki resolusi 2021.
Jauh sebelum pandemi, saat melakukan traveling ke Aonang, Thailand saya dipertemukan dengan salah satu rekan, bernama Peter. Kala itu, kami berdua menginap di kawasan Aonang Beach, Krabi.
Awalnya sih, sebagai traveller pemula dan mandiri alias jalan-jalan sendiri, maka teknik SKSD (sok kenal sok dekat) sangat cocok. Singkat cerita, ternyata Peter sudah hampir 3 bulan berada di penginapan ini. Pernyataan dan fakta tersebut spontan membuat saya kaget, bagaimana mungkin dia punya waktu banyak untuk menikmati satu tempat.
Bahkan di waktu tertentu saya memperhatikan yang bersangkutan ketika lagi bersama-sama di dinner room. Dia sibuk sekali dengan laptopnya, mengetik dan sesekali menggaruk-garuk dagunya. Bukan satu-dua kali, saya menemukan dia duduk sendiri bersama laptop tercintanya dengan layar posisi on.
Di hari ketiga, sehari sebelum saya meninggalkan penginapan, kami memiliki kesempatan untuk jalan berdua menikmati nuansa sore di Aonang Beach sambil diskusi ringan.
Beberapa rekomendasi cafe hingga tempat menikmati manggo rice dengan harga murah tetapi cita rasa, woow, Peter tunjukkan kepada saya. Wajar saja sih, 3 bulan berada di Aonang yang hanya memiliki satu jalur utama, pastinya sangat mudah untuk menghapal dan merekomendasikan sesuatu.
“Peter, akhir-akhir ini saya sering melihat kamu sibuk di depan laptop. Apakah tidak tertarik untuk menikmati keindahan Maya Bay?” begitulah kira-kira jika diterjemahkan, pertanyaan saya kepada Peter saat itu.
“Jelas, saya sudah menikmati Maya Bay di bulan pertama berada di Aonang dan sekarang saya lagi fokus mengerjakan sebuah website dan beberapa artikel pesanan dari salah satu customer di belanda. Itu lah mengapa, saya sering bekerja dengan laptop”
“Woow” dalam hati, ketika pertama kali mendengar terkait pekerjaan Peter, saya menyadari bahwa ada satu kesamaan kami, yaitu sama-sama suka traveling tetapi perbedaan kami benar-benar signifikan. Peter berani mengambil resiko kerja berpindah-pindah tempat sedangkan saya baru menikmati pekerjaan sebagai karyawan tetap, full time.
Seiring dengan berjalannya waktu, hingga hari ini, saya pun masih sering menjalin relasi dengan Peter yang sudah berada di Australia. Dari dia, banyak hal yang saya pelajari dan menjadi resolusi 2021 yaitu berkeinginan menjadi digital nomad. Ya, digital nomad. Kalian tidak salah baca.
Mungkin banyak yang belum mengetahui, apa itu digital nomad. Nah, Peter adalah salah satunya.
Digital nomad sendiri merupakan jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan dari jarak jauh dan tidak terikat tempat dan waktu, selama memiliki akses internet.
Ada banyak jenis pekerjaan yang bisa dikategorikan sebagai digital nomad, mulai dari content writer, copy writer, web developer, hingga konseling online.
Langkah-langkah merealisasikan resolusi sebagai digital nomad
Namanya resolusi, bukan hanya sekadar keinginan belaka tanpa adanya aksi nyata untuk mewujudkannya. Dengan pengalaman travelling kesana-kemari dan kemampuan menulis, maka itu sudah bisa menjadi modal awal untuk memulai menjadi digital nomad. Tetapi, tidak sebatas itu saja.
Saat ini mungkin sudah banyak milennial yang memiliki resolusi sama, sehingga pentingnya untuk meng-upgrade diri agar siap menghadapi persaingan.
Beberapa cara yang saya lakukan, agar resolusi 2021 ini tercapai:
1. Membangun relasi.
Menjadi digital nomad, bukan berarti hanya tinggal diam tanpa membangun relasi. Relasi disini adalah mereka-mereka yang mungkin suatu saat membutuhkan jasa dari digital nomad. Mulai dari agensi hingga rekanan yang berpotensi.
Selain relasi, tergabung dalam fanspage yang tepat bisa menjadi salah satu alternatif dalam mencari peluang penghasilan sebagai digital nomad. Tinggal disesuaikan dengan keahlian. Poinnya adalah semakin banyak relasi, maka peluang pun semakin besar.
2. Upgrade kemampuan.
Pekerjaan yang memerlukan jasa digital nomad, tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga berasal dari luar negeri. Upgrade kemampuan bahasa adalah salah satu poin pentingnya. Jika dahulu, kemampuan bahasa inggrisnya hanya sebatas pasif saja, maka saat ini penting untuk fluence berbahasa inggris, begitupun juga dengan teknik menulis.
Selain kemampuan bahasa, sangat penting juga untuk melatih kemampuan dalam menvisualisasikan suatu objek. Mulai dari mengambil foto/gambar, mengolahnya dan menyajikan agar menarik untuk dilihat. Mengikuti berbagai workshop fotografi dan desain adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan. Dan juga sering latihan sebagai kunci terbaik dalam proses upgrade kemampuan visual.
Bila perlu, setiap satu foto terbaik yang diambil maka di-print dan ditempelkan di dinding kamar. Setiap ada foto terbaik berikutnya, maka tempelkan kembali hingga kemampuan foto yang dimiliki terus terasah dalam menciptakan visual yang menarik.
3. Belajar ‘menjual diri’
‘Menjual diri’ yang dimaksud adalah memperkenalkan kepada calon customer potensial terkait portofolio yang dimiliki. Tetapi, bukan hanya sekadar memperkenalkan diri ala kadarnya, tetapi gunakan bahasa yang santun dan proses yang baik agar memberikan kesan positif.
“Senjata” yang dibutuhkan untuk menjadi digital nomad
Menjadi digital nomad bukan berarti tidak dipersenjatai dengan peralatan yang mumpuni. Ada 2 hal yang sangat penting untuk dimiliki. Pertama adalah akses internet dan kedua adalah laptop.
Sekarang, siapa sih yang tidak memiliki akses internet. Tetapi, namanya digital nomad yang bisa kerja dimana pun dan dari daerah mana saja penting untuk mengetahui bahwa area kerjanya harus terhubung dengan internet dengan kualitas mumpuni.
Di Indonesia sendiri, hampir semua destinasi wisata yang bisa dijadikan tempat menetap sementara para digital nomad pastinya sudah memiliki akses internet. Tinggal permasalahan senjata kedua, laptop.
Berbeda halnya dengan internet yang fungsinya untuk mengirimkan hasil pekerjaan atau proses mencari referensi, laptop hadir sebagai senjata utama. Semua pekerjaan dikumpulkan, diolah dan dianalisa di laptop. Bahkan untuk desain gambar atau tulisan semuanya bisa dilakukan dengan laptop.
Masalah utamanya adalah ketika laptop standar diajak untuk kerja keras seperti desain grafis atau ilustrator sering sekali ‘hang’ dan ujung-ujungnya ‘mood’ kerja terganggu, mau ngapa-ngapain semuanya terhenti.
Tidak ingin hal itu terjadi, maka wajar jika resolusi tahun 2021 sebagai digital nomad wajib dipersenjatai dengan laptop modern sekaligus memiliki pena digital yang pastinya akan sangat mempermudah pekerjaan di atas layar. Apalagi kalau bukan, ASUS ZenBook Flip S (UX371).
Baca juga: ASUS Vivobook S14 S433
Keunggulan memilih ASUS ZenBook Flip S (UX371) sebagai senjata utama menuju resolusi 2021.
Apa yang terlintas pertama kali, ketika mendengar ZenBook Flip S (UX371)? Tentunya laptop modern, ringkas, ergonomis dan pastinya memiliki pena digital. Tidak heran, jika laptop ini bakal menjadi senjata utama para insan kreatif tak terkecuali digital nomad.
Berikut keunggulan dari ASUS ZenBook Flip S:
1. Di desain dengan media penyimpanan berupa solid-state drive (SSD)
Pernah merasa lemot ketika menggunakan laptop? Dimana secara bersamaan pula membuka aplikasi desain grafis seperti Photoshop atau Adobe Premier. Nah, itu adalah masalah yang sering muncul ketika laptop jadul alias ga up to date masih digunakan. Pada Asus ZenBook Flip S, pengalaman tersebut pastinya tidak akan ditemui lagi.
Hal ini dikarenakan, ZenBook Flip S sudah menggunakan media penyimpanan berupa solid-state drive (SSD) yang akan memberikan pengalaman menyenangkan dan lebih cepat dalam hal write and read, tidak akan ada lagi lemot ketika laptop digunakan.
Selain pengalaman lebih cepat, penggunaan SSD juga akan membuat laptop semakin ringan dan tahan guncangan sehingga sangat cocok buat para digital nomad dengan kebiasaan berpindah-pindah tempat untuk mengerjakan pekerjaan berbasis digital.
2. Dilengkapi dengan pen stylus atau pena digital yang modern.
Dahulu memang, para pelaku industri kreatif khususnya desain grafis, sering sekali memanfaatkan kertas atau kanvas untuk membuat suatu karya. Tetapi itu dulu, sekarang sudah bergeser dari kertas ke pen tablet standar. Kelemahannya adalah, pen tablet standar tidak memiliki layar sehingga mata harus bolak-balik melihat layar laptop sambil menggerakkan pen tablet standar. Merepotkan? Sudah pasti. Mata juga semakin mudah lelah.
Permasalahan itu tidak akan ditemukan lagi pada ZenBook Flip S karena sudah dilengkapi dengan pen stylus atau pena digital. Kehadiran pen stylus ini benar-benar memberikan pengalaman baru akan arti dari sebuah laptop yang bisa berfungsi sekaligus sebagai kanvas digital. Tidak lagi ribet, harus membawa laptop dan pen tablet standar, cukup ZenBook Flip S saja.
“Komputer masa kini memiliki tampilan berbeda karena mereka memang berbeda. Dengan solid-state drive (SSD) dan teknologi terkini, Anda mendapatkan kecepatan, keamanan, ketahanan, dan desain yang cantik. Kami telah melakukan jajak pendapat, dan hasilnya, orang-orang lebih senang saat bepergian dengan PC modern.”
“PC modern juga dilengkapi dengan pena digital yang memiliki banyak manfaat. Sentuhan khas tercipta saat Anda membuat sketsa atau coretan pada dokumen dengan pena digital. Penelitian juga menemukan adanya peningkatan kinerja hingga 38% pada pelajar ketika mereka menggunakan pena digital untuk mengerjakan soal-soal sains. Tidak semua ide berupa kalimat, kini saatnya untuk tuangkan inspirasi segera dalam sketsa atau coretan pena digital di PC modern.”
3. Laptop convertible
Kehadiran pen stylus tidak akan lengkap rasanya tanpa kemampuan convertible yang dimiliki. Convertible sendiri berarti, laptop tersebut bisa berubah bentuk menjadi tablet hanya dengan memutar keyboard hingga 360 derajat. Hal ini karena kehadiran 360 ErgoLift Hinge.
 |
| Spesifikasi ASUS ZenBook Flip S (UX371) |
Selain bisa memutar layar, juga membuat posisi mengetik menjadi lebih ergonomis. Pengalaman yang benar-benar mengasyikkan dan pastinya mendukung kinerja dari digital nomad untuk berkreasi di atas kanvas digital.
4. Lebih menjaga kesehatan mata di depan layar.
Pengalaman Peter, yang bisa berjam-jam di depan layar laptop membuat saya terinspirasi untuk menjadi digital nomad sebagai resolusi 2021. Tetapi terkait kesehatan mata karena efek radiasi berjam-jam, ASUS benar-benar menginspirasi.
Kepeduliaan ASUS terhadap penggunanya ditandai dengan adanya sertifikasi dari TÜV Rheinland untuk flicker free dan low blue light.
 |
| ASUS ZenBook Flip S hadir lebih ramah terhadap mata |
Seperti yang diketahui bahwa, cahaya biru yang berasal dari laptop lama-kelamaan emisinya akan menimbulkan kelelahan terhadap mata. Dengan sertifikat yang ASUS miliki, maka jelas bahwa layar ZenBook Flip S (UX371) memiliki layar yang minim emisi gelombang cahaya biru dan tidak menghasilkan efek flicker. Ujungnya, maka bisa menjaga kesehatan mata dalam jangka panjang. Hal ini sangat penting buat para digital nomad yang bisa menghabiskan waktu lama, on di depan layar laptop.
Dengan keunggulan tersebut, ditambah desain dan spesifikasi yang benar-benar ‘wah’ maka wajar saja jika laptop ini bisa menjadi senjata utama digital nomad. Bersama ASUS, resolusi 2021 akan lebih mudah tercapai.
Terima kasih ya kak sudah ikut berpartisipasi dalam ASUS Blogging Competition bersama deddyhuang.com
ReplyDeleteGood luck!