Siapa
sangka, Jakarta yang begitu padat dan beragam ternyata memiliki moda
transportasi lengkap. Mulai dari Transjakarta, Jak Lingko, KRL, LRT, MRT hingga
yang paling menarik perhatian adalah Whoosh, kereta cepat penghubung
Jakarta-Bandung.
Pagi itu,
saya memang memiliki agenda untuk ke Bandung. Beberapa hari sebelumnya, sempat
bimbang, apakah mau naik travel DayTrans atau Kereta Api dari Gambir. Hanya
saja setelah cek jadwal agenda di Bandung, ternyata benar-benar pagi. Bisa saja
sih berangkat subuh dari Jakarta dengan DayTrans cuma khawatir drop karena
malam sebelumnya kurang tidur. Akhirnya mutusin untuk naik Whoosh.
Jarak
dari rumah menuju Stasiun KCIC Halim sebagai lokasi titik awal pemberangkatan
Whoosh tidak begitu jauh. Selama naik taxi menuju stasiun, jalanan basah dan
beberapa rintik hujan masih berjatuhan, meskipun derasnya sudah lewat Subuh
tadi. Kurang dari 15 menit, taxi yang saya tumpangi sudah tiba di tujuan. Woow.
Ternyata stasiun Whoosh didesain menyerupai desain terminal bandara, megah,
bersih dan modern. Hampir semua penunjuk arah, terpampang dengan baik.
Menuju Boarding Gate Whoosh
Setibanya
di stasiun Whoosh, saya tidak segera ke boarding gate area. Masih ada waktu 30
menit sebelum jadwal pemberangkatan. Langkah kaki condong menuju ke salah satu
resto fast food untuk memesan hot dog dan segelas minuman. Apalagi kala itu
dalam pikiran saya, “waktu mepet saat tiba di Bandung nanti. Jadi urusan perut
segera ditunaikan secepatnya”.
Setelah
beres, saya segera bergegas menuju lantai 2 sebagai area boarding ticket
Whoosh. Travel Bag yang saya bawa, terlebih dahulu dilakukan pemindaian sinar X
sebelum akhirnya menuju area boarding.
Bagi para
pengguna Whoosh pertama kali, boarding gate dibuka mulai dari 30 menit hingga 5
menit sebelum jadwal pemberangkatan Whoosh. Jadi, pastikan waktunya cukup dan
jangan sampai telat jika tidak ingin tiketnya hangus.
Proses
boardingnya pun cepat banget, tinggal scan QR code yang ada pada tiket, baik
tiket yang dicetak pada Vending Machine ataupun yang dibeli secara online.
Proses boarding kelar, saatnya menuju ke lokasi pemberangkatan. Dan tara,
akhirnya bisa melihat langsung wujud asli dari Whoosh ini.
Merah dan
putih menjadi pilihan warna yang menempel pada badan kereta cepat ini. Ujung
depan dan belakang kereta menyerupai torpedo, bulat dan lancip. Saya pun
langsung teringat dengan pelajaran fisika saat SMA dulu, dimana bentuk seperti
ini bertujuan untuk mengurangi gaya gesek dengan udara sehingga kecepatan Whoosh
bisa maksimal.
Tidak mau
rugi dengan pengalaman pertama menggunakan kereta cepat Whoosh, saya meminta
izin ke security yang bertugas saat itu untuk foto di depan Whoosh ala
influencer transportasi yang terkenal itu.
“Demi
keamanan, jangan melewati batas garis putih ya pak jika ingin mengambil
gambar”, begitulah pesan security sebelum akhirnya beberapa foto berlatar
Whoosh berhasil diabadikan.
Sensasi Duduk di Kereta Cepat Whoosh
Meskipun
sudah terbiasa menaiki moda transportasi lain, saya selalu memastikan gerbong
kereta agar tidak salah. Di beberapa titik pintu masuk ke dalam kereta Whoosh
sudah tersedia Passenger service berseragam layaknya pramugari pesawat. Mereka
akan membantu mengarahkan gerbong sesuai dengan yang tertera pada tiket.
Masuk ke
dalam Whoosh, kesan futuristik, harum dan elegan benar-benar terasa. Terdapat
lokasi penyimpanan Travel bag dekat dengan pintu masuk. Dari lokasi penyimpanan
travel bag berukuran besar, selanjutnya menuju nomor kursi yang dibatasi dengan
pintu elektrik.
Sebagai
pecinta dan penikmat perjalanan, saya selalu memilih duduk dekat jendela.
Tinggal lihat pada tiket dan samakan dengan nomor kursi yang tertera di bagian
atas kompartemen. Bagian atas ini juga bisa untuk menyimpan Backpack dan tas
kecil lainnya.
Setelah
duduk di atas kursi yang empuk, ketepatan waktu berangkat benar-benar terasa.
Dalam hati, ‘akhirnya bisa juga merasakan pemberangkatan tepat waktu sesuai
jadwal pada tiket’.
Saat
berangkat dari stasiun Halim menuju stasiun Padalarang Bandung, saya duduk di
sisi kanan kereta. Pemandangan jalan toll dan macetnya kendaraan arah Jakarta
berubah menjadi Mall di Bekasi hingga Apartemen Meikarta di Cikarang. Kecepatan
Whoosh pun perlahan-lahan meningkat, mulai dari 100, 148, 170 hingga kecepatan
maksimal 350 km/jam.
Mendekati
kecepatan maksimal ini, Passenger Service akan mengumumkan via
pengeras suara yang tersambung ke masing-masing gerbong, “sesaat lagi kita akan
mencapai kecepatan maksimal 350 km/jam. Nah saat itu lah layar LED yang
bergerak sebagai penunjuk kecepatan benar-benar menunjukkan angka 350 km/jam.
Saya pun
iseng, meletakkan koin 500 perak di dekat jendela Whoosh dan memposisikan koin
tersebut berdiri, hasilnya tetap stabil. Benar-benar impressive, tidak
ada getaran dan bising yang berlebih. Bahkan lebih tenang dibandingkan saat
naik pesawat. Salut.
Perjalanan
dari stasiun Halim menuju Stasiun Padalarang hampir tidak terasa waktu
tempuhnya. Bayangin saja nih, hanya butuh waktu 28 menit yang saya gunakan
untuk menikmati pemandangan, mengamati kecepatan maksimal Whoosh dan
menghabiskan hot dog. Cuma itu saja dan tiba-tiba sudah sampai di Padalarang.
Kereta Api Feeder Padalarang-Bandung
Setibanya
di stasiun Padalarang, ternyata lokasi stasiun ini masih jauh dari pusat kota
Bandung. Setelah proses check out dari stasiun Padalarang, saya segera ikut
antrian mencari lokasi kereta api Feeder yang akan membawa ke kota Bandung.
Dari
pintu check out Whoosh, ternyata tinggal ikuti arahan dari petugas untuk menuju
KA Feeder yang berwarna hijau. Layanan ini gratis sebagai bentuk complimentary
tiket pembelian Whoosh. Desain KA Feeder ini mengingatkan saya dengan kereta
bandara Soetta. Hampir sama persis, cuma beda di warna body-nya saja.
Perjalanan
dari Padalarang menuju stasiun kota Bandung ditempuh selama 20 menit. Jadi
total waktu tempuh dari Halim ke Stasiun Kota Bandung sekitar 53 menit atau
kurang dari 1 jam menggunakan Whoosh dan Feeder. Cepat banget bukan. Cocok buat
penikmat perjalanan cepat tanpa harus memikirkan macet di jalan yang bisa
menguras emosi.
Sepanjang
perjalanan menggunakan Feeder, saya diinfokan sama teman kalau ternyata urusan
beli tiket Whoosh bisa juga menggunakan aplikasi BRImo dari BRI loh. Eh ternyata
bener. Kemana saja saya selama ini, padahal sudah pengguna setia #BRImo
sejak lama. Akhirnya, saya segera buka dan gunakan #BRImoMudahSerbaBisa ini,
agar pembelian tiket Whoosh berikutnya jadi lebih mudah.
Beneran simple loh, Setelah log in aplikasi BRImo, terus pilih deh fitur travel dan lanjut milih tiket Whoosh. Nah, kalau sudah nemu tinggal isi stasiun awal, akhir hingga tanggal keberangkatannya. Terakhir isi data penumpang dan lakukan pemilihan kursi. Saran saya nih, pilih kursi yang dekat jendela dengan formasi deretan 2 seat, bukan yang 3 seat agar terasa lebih lega. Kalau sudah beres, eticket akan dikirimkan via email.
Karena
terbiasa fokus dengan apa yang diinginkan, akhirnya terlewat satu informasi
penting. Untungnya teringat setelah beli tiket Whoosh yaitu muncul pop up di
awal aplikasi. Dan tahu nggak, ini pop up apa? Ternyata, pop up ini adalah
program #BRImoFSTVL dengan #BerlimpahHadiah untuk para nasabah BRI. Untungnya
ngeh.
Buru-buru
mengecek kembali terkait info BRImo FSTVL ini, untuk tahu detailnya dan tara,
ternyata memang program BRI untuk bagi-bagi hadiah dengan jumlah fantastis.
Hadiah undiannya, pasti semua pada pengen. Bayangin coba, ada BMW 520i M Sport,
Hyundai Creta Alpha, dan motor Vespa Primavera. Dalam hati dan berdoa, semoga
bisa memiliki salah satu hadiah tersebut. Aamiin.
Dua puluh
menit berlalu, di atas KA Feeder akhirnya merapat juga di stasiun Bandung.
Sebelum berdiri, saya menyempatkan pasang status WA, “bagi para rekan sejawat
yang belum punya aplikasi BRImo untuk segera download di Playstore atau Appstore”.
Hal yang baik dan efisien harus segera diinfokan, agar orang lain juga
merasakan pengalamannya. Karena memang mempermudah segala urusan. Termasuk
urusan beli tiket Whoosh.
Ingin
merasakan sensasi naik kereta cepat seperti saya juga? Yuk naik Whoosh dan
jangan lupa untuk beli tiketnya di aplikasi BRImo. Siapa tahu kan, cepat sampai
Bandungnya, cepat pula dapat hadiahnya. Aamiin. Yuk lah.
comment 0 komentar
more_vert