MASIGNASUKAv102
1508570391356967755

Pengalaman Naik Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung, Impressive dan Seru

Pengalaman Naik Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung, Impressive dan Seru
Add Comments
26 December 2024

 

Siapa sangka, Jakarta yang begitu padat dan beragam ternyata memiliki moda transportasi lengkap. Mulai dari Transjakarta, Jak Lingko, KRL, LRT, MRT hingga yang paling menarik perhatian adalah Whoosh, kereta cepat penghubung Jakarta-Bandung.

Pengalaman Naik Whoosh

Pagi itu, saya memang memiliki agenda untuk ke Bandung. Beberapa hari sebelumnya, sempat bimbang, apakah mau naik travel DayTrans atau Kereta Api dari Gambir. Hanya saja setelah cek jadwal agenda di Bandung, ternyata benar-benar pagi. Bisa saja sih berangkat subuh dari Jakarta dengan DayTrans cuma khawatir drop karena malam sebelumnya kurang tidur. Akhirnya mutusin untuk naik Whoosh.

Jarak dari rumah menuju Stasiun KCIC Halim sebagai lokasi titik awal pemberangkatan Whoosh tidak begitu jauh. Selama naik taxi menuju stasiun, jalanan basah dan beberapa rintik hujan masih berjatuhan, meskipun derasnya sudah lewat Subuh tadi. Kurang dari 15 menit, taxi yang saya tumpangi sudah tiba di tujuan. Woow. Ternyata stasiun Whoosh didesain menyerupai desain terminal bandara, megah, bersih dan modern. Hampir semua penunjuk arah, terpampang dengan baik.

Menuju Boarding Gate Whoosh

Setibanya di stasiun Whoosh, saya tidak segera ke boarding gate area. Masih ada waktu 30 menit sebelum jadwal pemberangkatan. Langkah kaki condong menuju ke salah satu resto fast food untuk memesan hot dog dan segelas minuman. Apalagi kala itu dalam pikiran saya, “waktu mepet saat tiba di Bandung nanti. Jadi urusan perut segera ditunaikan secepatnya”.

Setelah beres, saya segera bergegas menuju lantai 2 sebagai area boarding ticket Whoosh. Travel Bag yang saya bawa, terlebih dahulu dilakukan pemindaian sinar X sebelum akhirnya menuju area boarding.

Bagi para pengguna Whoosh pertama kali, boarding gate dibuka mulai dari 30 menit hingga 5 menit sebelum jadwal pemberangkatan Whoosh. Jadi, pastikan waktunya cukup dan jangan sampai telat jika tidak ingin tiketnya hangus.

Proses boardingnya pun cepat banget, tinggal scan QR code yang ada pada tiket, baik tiket yang dicetak pada Vending Machine ataupun yang dibeli secara online. Proses boarding kelar, saatnya menuju ke lokasi pemberangkatan. Dan tara, akhirnya bisa melihat langsung wujud asli dari Whoosh ini.

Merah dan putih menjadi pilihan warna yang menempel pada badan kereta cepat ini. Ujung depan dan belakang kereta menyerupai torpedo, bulat dan lancip. Saya pun langsung teringat dengan pelajaran fisika saat SMA dulu, dimana bentuk seperti ini bertujuan untuk mengurangi gaya gesek dengan udara sehingga kecepatan Whoosh bisa maksimal.

Tidak mau rugi dengan pengalaman pertama menggunakan kereta cepat Whoosh, saya meminta izin ke security yang bertugas saat itu untuk foto di depan Whoosh ala influencer transportasi yang terkenal itu.

“Demi keamanan, jangan melewati batas garis putih ya pak jika ingin mengambil gambar”, begitulah pesan security sebelum akhirnya beberapa foto berlatar Whoosh berhasil diabadikan.

Sensasi Duduk di Kereta Cepat Whoosh

Meskipun sudah terbiasa menaiki moda transportasi lain, saya selalu memastikan gerbong kereta agar tidak salah. Di beberapa titik pintu masuk ke dalam kereta Whoosh sudah tersedia Passenger service berseragam layaknya pramugari pesawat. Mereka akan membantu mengarahkan gerbong sesuai dengan yang tertera pada tiket.

Masuk ke dalam Whoosh, kesan futuristik, harum dan elegan benar-benar terasa. Terdapat lokasi penyimpanan Travel bag dekat dengan pintu masuk. Dari lokasi penyimpanan travel bag berukuran besar, selanjutnya menuju nomor kursi yang dibatasi dengan pintu elektrik.

Sebagai pecinta dan penikmat perjalanan, saya selalu memilih duduk dekat jendela. Tinggal lihat pada tiket dan samakan dengan nomor kursi yang tertera di bagian atas kompartemen. Bagian atas ini juga bisa untuk menyimpan Backpack dan tas kecil lainnya.

Setelah duduk di atas kursi yang empuk, ketepatan waktu berangkat benar-benar terasa. Dalam hati, ‘akhirnya bisa juga merasakan pemberangkatan tepat waktu sesuai jadwal pada tiket’.

Naik Whoosh

Saat berangkat dari stasiun Halim menuju stasiun Padalarang Bandung, saya duduk di sisi kanan kereta. Pemandangan jalan toll dan macetnya kendaraan arah Jakarta berubah menjadi Mall di Bekasi hingga Apartemen Meikarta di Cikarang. Kecepatan Whoosh pun perlahan-lahan meningkat, mulai dari 100, 148, 170 hingga kecepatan maksimal 350 km/jam.

Mendekati kecepatan maksimal ini, Passenger Service akan mengumumkan via pengeras suara yang tersambung ke masing-masing gerbong, “sesaat lagi kita akan mencapai kecepatan maksimal 350 km/jam. Nah saat itu lah layar LED yang bergerak sebagai penunjuk kecepatan benar-benar menunjukkan angka 350 km/jam.

Saya pun iseng, meletakkan koin 500 perak di dekat jendela Whoosh dan memposisikan koin tersebut berdiri, hasilnya tetap stabil. Benar-benar impressive, tidak ada getaran dan bising yang berlebih. Bahkan lebih tenang dibandingkan saat naik pesawat. Salut.

Uji stabilitas Whoosh

Perjalanan dari stasiun Halim menuju Stasiun Padalarang hampir tidak terasa waktu tempuhnya. Bayangin saja nih, hanya butuh waktu 28 menit yang saya gunakan untuk menikmati pemandangan, mengamati kecepatan maksimal Whoosh dan menghabiskan hot dog. Cuma itu saja dan tiba-tiba sudah sampai di Padalarang.

Kereta Api Feeder Padalarang-Bandung

Setibanya di stasiun Padalarang, ternyata lokasi stasiun ini masih jauh dari pusat kota Bandung. Setelah proses check out dari stasiun Padalarang, saya segera ikut antrian mencari lokasi kereta api Feeder yang akan membawa ke kota Bandung.

Dari pintu check out Whoosh, ternyata tinggal ikuti arahan dari petugas untuk menuju KA Feeder yang berwarna hijau. Layanan ini gratis sebagai bentuk complimentary tiket pembelian Whoosh. Desain KA Feeder ini mengingatkan saya dengan kereta bandara Soetta. Hampir sama persis, cuma beda di warna body-nya saja.

Perjalanan dari Padalarang menuju stasiun kota Bandung ditempuh selama 20 menit. Jadi total waktu tempuh dari Halim ke Stasiun Kota Bandung sekitar 53 menit atau kurang dari 1 jam menggunakan Whoosh dan Feeder. Cepat banget bukan. Cocok buat penikmat perjalanan cepat tanpa harus memikirkan macet di jalan yang bisa menguras emosi.

Pemandangan dari dalam kereta Whoosh

Sepanjang perjalanan menggunakan Feeder, saya diinfokan sama teman kalau ternyata urusan beli tiket Whoosh bisa juga menggunakan aplikasi BRImo dari BRI loh. Eh ternyata bener. Kemana saja saya selama ini, padahal sudah pengguna setia #BRImo sejak lama. Akhirnya, saya segera buka dan gunakan #BRImoMudahSerbaBisa ini, agar pembelian tiket Whoosh berikutnya jadi lebih mudah.

Beneran simple loh, Setelah log in aplikasi BRImo, terus pilih deh fitur travel dan lanjut milih tiket Whoosh. Nah, kalau sudah nemu tinggal isi stasiun awal, akhir hingga tanggal keberangkatannya. Terakhir isi data penumpang dan lakukan pemilihan kursi. Saran saya nih, pilih kursi yang dekat jendela dengan formasi deretan 2 seat, bukan yang 3 seat agar terasa lebih lega. Kalau sudah beres, eticket akan dikirimkan via email.

Karena terbiasa fokus dengan apa yang diinginkan, akhirnya terlewat satu informasi penting. Untungnya teringat setelah beli tiket Whoosh yaitu muncul pop up di awal aplikasi. Dan tahu nggak, ini pop up apa? Ternyata, pop up ini adalah program #BRImoFSTVL dengan #BerlimpahHadiah untuk para nasabah BRI. Untungnya ngeh.

BRImo FSTVL

Buru-buru mengecek kembali terkait info BRImo FSTVL ini, untuk tahu detailnya dan tara, ternyata memang program BRI untuk bagi-bagi hadiah dengan jumlah fantastis. Hadiah undiannya, pasti semua pada pengen. Bayangin coba, ada BMW 520i M Sport, Hyundai Creta Alpha, dan motor Vespa Primavera. Dalam hati dan berdoa, semoga bisa memiliki salah satu hadiah tersebut. Aamiin.

Dua puluh menit berlalu, di atas KA Feeder akhirnya merapat juga di stasiun Bandung. Sebelum berdiri, saya menyempatkan pasang status WA, “bagi para rekan sejawat yang belum punya aplikasi BRImo untuk segera download di Playstore atau Appstore”. Hal yang baik dan efisien harus segera diinfokan, agar orang lain juga merasakan pengalamannya. Karena memang mempermudah segala urusan. Termasuk urusan beli tiket Whoosh.

Ingin merasakan sensasi naik kereta cepat seperti saya juga? Yuk naik Whoosh dan jangan lupa untuk beli tiketnya di aplikasi BRImo. Siapa tahu kan, cepat sampai Bandungnya, cepat pula dapat hadiahnya. Aamiin. Yuk lah.

Talif

Saat ini selain sebagai blogger juga bekerja sebagai technical team khususnya dalam dunia kimia perminyakan.